Selasa, 16 April 2013

My Mother My Angel; DIDIKAN IBUNYA MENJADIKAN IA PENEMU BESAR DI DUNIA (SUCCESS STORY OF THOMAS ALFA EDISON)


Angel for parenting

Kisah tentang penemu besar yang satu ini sudah banyak sekali diceritakan dalam berbagai media. Tak salah memang, Thomas Afa Edison merupakan salah satu penemu terbesar sepanjang sejarah yang sangat menginspirasi banyak orang. Penemuan-penemuannya telah banyak merubah kehidupan manusia di bumi dan sangat revolusioner.

Thomas Alfa Edison kecil


Dalam tulisan saya kali ini yang juga menceritakan kisah sukses Thomas Alfa Edison lebih saya tekankan pada peran besar ibunya, Nancy Elliot Edison, yang mendidiknya menjadi orang yang selalu ingin tahu dan akhirnya menjadi orang sukses setelah mengalami banyak cemoohan dan kegagalan.

Pada masa kecilnya Thomas Edison sempat mengenyam pendidikan di sekolah walaupun hanya bertahan selama tiga bulan. Sifatnya yang impulsif, selalu ingin tahu dan tidak bisa diam menunggu instruksi dari gurunya membuat guru-gurunya yang berdisiplin tinggi jengkel. Suatu ketika Kepala Sekolahnya, Mr. Reverand G. B. Engle, mengatai si Thomas dengan sebutan si bebal, karena menganggapnya tidak gampang mencerna pelajaran dan petunjuk dari guru. 

Thomas sangat sakit hati direndahkan seperti itu. Ia segera keluar dari sekolah sebelum pelajaran usai.  Kepada ibunya Thomas mengadukan perlakuan kepala sekolahnya itu. Esoknya Nancy menemani Thomas ke sekolah dan menemui sang kepala sekolah untuk membicarakan masalah yang dihadapi Thomas. Tetapi pertemuan itu tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan Nancy. Pihak sekolah menunjukkan nilai-nilai Thomas yang jeblog di sekolah dan mengatakan bahwa putranya tidak bisa dan tidak mau belajar.

Kecewa dengan sikap pihak sekolah, akhirnya Nancy membawa pulang si kecil dan memutuskan dia sendiri lah yang akan mengajar dan mendidik putranya itu. Sebagai informasi, Nancy Elliot Edison pernah juga menjadi seorang guru meski tidak lama. Dan hari itu, saat Nancy memutuskan mendidik sendiri Thomas kecil, tak ada yang membayangkan bahwa itulah awal dimulainya arah hidup Thomas sebagai seorang pembelajar yang kelak menjadi orang besar.

Keluarga Edison sebenarnya bukanlah kalangan berada, meskipun bukan juga dari golongan miskin. Mereka hanya dari kelas pekerja dengan penghasilan yang pas-pasan, dan karenanya mereka sangat ketat dalam mengatur pengeluaran biaya hidup.

Nancy Elliot Edison


Ketika hari demi hari “home schooling” untuk Edison kecil berlangsung, Nancy melihat bahwa puteranya itu mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam hal memahami dan mencari jawaban atas suatu pertanyaan. Dia merasa si kecil ini mempunyai “sesuatu” di dalam dirinya, dan orang-orang yang meremehkannya (termasuk ayah Thomas sendiri suka meremehkan Thomas) adalah salah. Dia pun bersumpah bahwa dengan kemampuan yang dia miliki, dan dengan pemahaman dia atas puteranya itu, dia bisa menjadikan Thomas orang yang paling cemerlang dan luar biasa kelak.

Dalam pengamatan Nancy yang singkat di sekolah itu, dia merasa kurang cocok dengan pola pendidikan yang diterapkan. Meskipun sekolah itu diselenggarakan oleh gereja namun struktur pengajarannya tertutup pada hal-hal baru, suatu tradisi pendidikan yang kebanyakan diadopsi pada sekolah-sekolah pada umumnya (sekolah negeri). Pemaksaan semua pelajaran kepada siswa itulah yang terutama mengusiknya.

Keputusan Nancy mendidik dan mengajar sendiri puteranya dalam beberapa waktu akhirnya menunjukkan hasil yang bagus. Dengan didasarkan pada pemahaman karakter dan kemampuan Thomas, serta pengaturan jadwal yang baik atas waktunya yang tersedia, menjadikan Thomas benar-benar terdidik dengan lebih baik dibanding kebanyakan anak Amerika pada saat itu, bahkan jika dibandingkan pada era sekarang sekalipun. Ada dua factor utama yang mendasarinya. Pertama, sebagai seorang guru Nancy Edison lebih mendedikasikan, mencurahkan, dan perhatian kepada pengajarannya dibanding pengajar manapun. Dia juga sangat kreatif dan fleksibel untuk mencoba menerapkan pendekatan yang tidak kolot kepada puteranya, bahkan ketika hal itu masih dianggap hal tabu pada pola pendidikan yang konvensional.  Seorang penulis biografinya Thomas Alfa Edison, Mathew Josephson menyebutkan bahwa Thomas sangat terkesan bagaimana Nancy menjaganya di rumah, khususnya bagaimana dia menempatkan Thomas secara sangat menyenangkan. Dia mengajarkan bukan saja soal baca tulis atau berhitung, tetapi juga soal mencintai dan memahami tujuan suatu pengajaran. Dia tanamkan dalam benak puteranya untuk  “cinta pada pembelajaran”. Di sinilah peran penting sang ibu dalam menumbuhkan rasa percaya diri kepada Thomas dengan cara yang simpatik. Dia hindari cara-cara pemaksaan tetapi lebih suka pendekatan minat dan bakat yang dimiliki si bocah.

Momen yang sangat penting adalah ketika Nancy mengenalkan Thomas pada sebuah buku “School of Natural Philosophy” karya R.G. Parker. Anak muda itu begitu terkesima dengan buku yang mengajarkan bagaimana mengadakan percobaan-percobaan kimia di rumah. Dia lakukan percobaan demi percobaan yang diajarkan di buku itu. Kemudian Nancy membelikan untuknya buku “The Dictionary of Science” yang segera saja menjadikan Thomas Edison sebagai penggila ilmu pengetahuan (science). Dari sinilah kemudian semua berawal.

Selain belajar di rumah dan gemar mengadakan percobaan-percobaan ilmiah, Thomas juga anak muda pekerja keras. Pada umur 12 tahun dia mulai menjual Koran, buah-buahan dan gula-gula di kereta api. Di usia itu pula Thomas hampir kehilangan seluruh pendengarannya karena infeksi telinga yang pernah dideritanya (ada juga yang mengatakan disebabkan hal lain) dan menjadikannya setengah tuli. Dalam diary Thomas sendiri menulis “ saya tidak pernah lagi mendengar burung bernyanyi sejak saya umur 12 tahun.” Pada usia 15 tahun, Thomas, sambil tetap berjualan, membeli sebuah mesin cetak kecil bekas yang selanjutnya dipasang pada sebuah bagasi mobil. Kemudian dia mencetak korannya sendiri, WEEKLY HERALD, yang di cetak, diedit dan dijualnya di tempat dia berjualan.

Thomas Edison di laboratoriumnya


Dalam perjalanan hidup Thomas yang sangat dinamis, secara domisili dia banyak berpindah-pindah tempat dari satu kota ke kota lainnya. Suatu ketika di tahun 1862, Thomas muda sempat menyelamatkan seorang anak kecil yang hamper ditabrak mobil. Ternyata ayah dari anak kecil itu adalah kepala stasiun tempat ia biasa berjualan. Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, ayah anak itu kemudian mengajari Thomas cara menggunakan telegraph. Pada waktu itu telegraph merupakan cara berkomunikasi jarak jauh yang sangat penting. Dan setelah belajar selama 4 bulan, kemudian Thomas sudah mahir dan diangkat sebagai ahli telegraph, yang kemudian dia tekuni selama 5 tahun. Hampir semua gaji yang dia dapat dari pekerjaan itu dia habiskan untuk membangun laboratorium pribadi dan melakukan berbagai percobaan ilmiah.

Selain sebagai seorang ilmuwan yang handal, Thomas Edison rupanya juga cukup berbakat dalam bisnis. Dia tidak hanya asal dalam melakukan percobaan-percobaannya, melainkan juga didasarkan pada hal-hal yang dibutuhkan banyak orang kala itu, di situlah dia melihat peluangnya. Karena itu ketika hak paten pertamanya atas penemuannya electric vote recorder tidak ada yang berminat membelinya, dia segera mengarahkan pada temuan-temuan yang lebih komersial. Pada tahun 1870 ia berhasil menyempurnakan mesin telegraph menjadi lebih baik yaitu menjadi mesin yang dapat mencetak pesan-pesan di atas pita kertas yang panjang. Dari situ dia mendapatkan penghasilan yang melimpah dan cukup untuk modal mendirikan perusahaan sendiri. Pada tahun 1874 ia pindah ke Menlo Park, New Jersey dan mendirikan sebuah bengkel ilmiah yang besar dan yang pertama di dunia. Dari bengkel ilmiah itulah kemudian dia berhasil menemukan banyak sekali penemuan-penemuan baru yang sangat penting. Pada tahun 1877 ia menemukan Gramofon. Berikutnya di tahun 1879 ia berhasil menemukan bola lampu pijar listrik yang mampu menyala selama 40 jam, satu hal yang kala itu sedang banyak dicari para ilmuwan, sehingga temuannya itu menjadi temuan yang sangat penting bagi perkembangan tekhnologi berikutnya. Pada tahun yang sama kemudian ia juga menemukan proyektor untuk film-film kecil. Tahun 1882 ia memasang lampu-lampu listrik di jalan-jalan dan rumah-rumah sejauh satu kilometer di kota New York. Itulah pertama kalinya lampu listrik dipakai untuk penerangan umum di pinggir jalan. Perusahaannya yang sangat legendaries, General Electrict, dia dirikan pada tahun 1890.

Dari hasil kerja kerasnya melakukan riset dan eksperimen yang tidak kenal menyerah, dia menjadi seorang penemu, ilmuwan sekaligus pebisnis yang sangat produktif. Dia memegang rekor atas 1.093 paten atas nama dia sendiri. Riset dan penemuannya juga sengat membantu dalam pengembangan tekhnologi militer negaranya. Beberapa penelitiannya antara lain : mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin, mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi.

Edison muda


Hal yang harus diingat dari dari kesuksesan Thomas Alfa Edison ini adalah bahwa itu semua dia peroleh melalui kerja keras dan terarah. Semua temuannya dia dapatkan melalui proses jatuh bangun. Sebagai contoh, bola lampu pijar dia temukan melalui percobaan sebanyak 9.956 kali. Sebanyak 9.955 percobaannya belum berhasil menemukan bola lampu yang bisa menyala. Baru pada percobaan yang ke 9.956 kalinya lampu pijar itu berhasil menyala selama 40 jam.

Hal lain yang patut ditiru, selain cerdas dan pantang menyerah, dia juga mempunyai sikap yang positif atas segala sesuatu. Saat mendapati dirinya yang setengah tuli itu, dia justru merasa beruntung karena dengan begitu dia bisa lebih focus pada eksperimen-eksperimen nya ketimbang mendengarkan suara-suara orang yang umumnya tidak percaya akan keberhasilan usahanya itu. Jadi suara-suara orang yang melemahkan semangat itu tidak pernah ia dengarkan. Contoh lainnya, dia tidak mau disebut gagal atas percobaan-percobaan yang tidak berhasil sebelum bola lampu menyala pada percobaan yang ke 9.956 kalinya itu. Dia memprotes sebuah surat kabar yang memuat judul berita utama: “Setelah 9.955 kali gagal menemukan bola lampu pijar, Thomas Alfa Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala”. Ia meminta judul berita itu diganti. Keesokan harinya, atas permintaan Thomas, surat kabar itu mengganti judul berita utamanya menjadi: “Setelah 9.955 kali berhasil menemukan lampu yang gagal menyala, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala”.

Itulah sekilas tentang Thomas Alfa Edison, penemu besar yang dilahirkan, dibesarkan dan dididik oleh ibunya sendiri di rumah dengan cara-cara yang sangat “mengerti” akan karakter, bakat dan minat dari anak itu sendiri. Dan ternyata memang keputusan Nancy Elliot Edison untuk membawa pulang anaknya dan mendidiknya sendiri adalah keputusan akhirnya tidak hanya menjadikan Thomas orang yang cerdas tetapi juga memiliki sikap mental yang tahan banting yang kemudian banyak merubah wajah dunia. Bayangkan seandainya Thomas Edison tetap belajar di sekolah yang menganggapnya bebal itu…bisa jadi bola lampu pijar itu baru akan ditemukan orang puluhan tahun berikutnya, atau tidak sampai hari ini.

Thomas Edison sendiri mengatakan : “ Ibuku lah yang membentuk saya ini. Dia memahami saya, membiarkan saya mengikuti minat saya sendiri. Dia sangat serius dan yakin pada saya. Karena itu saya merasa mempunyai seseorang yang untuk dia lah aku hidup, seseorang yang tidak boleh saya kecewakan.”

( Thomas Alfa Edison lahir di Milan, Ohio pada tanggal 11 Februari 1847. Wafat pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun)

Dihimpun dari berbagai sumber dan ditulis kembali oleh
 Alden Praptono

Foto-foto lain Thomas Alfa Edison
































Kata bijak yang dikenang dari Thomas Alva Edison adalah:

“Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras”.

“Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan”.

“Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju”.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar