Angel for parenting
Kisah tentang penemu besar yang satu ini sudah banyak sekali
diceritakan dalam berbagai media. Tak salah memang, Thomas Afa Edison merupakan
salah satu penemu terbesar sepanjang sejarah yang sangat menginspirasi banyak
orang. Penemuan-penemuannya telah banyak merubah kehidupan manusia di bumi dan
sangat revolusioner.
Thomas Alfa Edison kecil |
Dalam tulisan saya kali ini yang juga menceritakan kisah
sukses Thomas Alfa Edison lebih saya tekankan pada peran besar ibunya, Nancy Elliot
Edison, yang mendidiknya menjadi orang yang selalu ingin tahu dan akhirnya
menjadi orang sukses setelah mengalami banyak cemoohan dan kegagalan.
Pada masa kecilnya Thomas Edison sempat mengenyam pendidikan di sekolah walaupun hanya bertahan
selama tiga bulan. Sifatnya yang impulsif, selalu ingin tahu dan tidak bisa
diam menunggu instruksi dari gurunya membuat guru-gurunya yang berdisiplin
tinggi jengkel. Suatu ketika Kepala Sekolahnya, Mr. Reverand G. B. Engle, mengatai
si Thomas dengan sebutan si bebal, karena menganggapnya tidak gampang mencerna
pelajaran dan petunjuk dari guru.
Thomas
sangat sakit hati direndahkan seperti itu. Ia segera keluar dari sekolah
sebelum pelajaran usai. Kepada ibunya
Thomas mengadukan perlakuan kepala sekolahnya itu. Esoknya Nancy menemani
Thomas ke sekolah dan menemui sang kepala sekolah untuk membicarakan masalah
yang dihadapi Thomas. Tetapi pertemuan itu tidak membuahkan hasil seperti yang
diharapkan Nancy. Pihak sekolah menunjukkan nilai-nilai Thomas yang jeblog di
sekolah dan mengatakan bahwa putranya tidak bisa dan tidak mau belajar.
Kecewa dengan sikap pihak sekolah, akhirnya Nancy membawa
pulang si kecil dan memutuskan dia sendiri lah yang akan mengajar dan mendidik
putranya itu. Sebagai informasi, Nancy Elliot Edison pernah juga menjadi
seorang guru meski tidak lama. Dan hari itu, saat Nancy memutuskan mendidik
sendiri Thomas kecil, tak ada yang membayangkan bahwa itulah awal dimulainya
arah hidup Thomas sebagai seorang pembelajar yang kelak menjadi orang besar.
Keluarga Edison sebenarnya bukanlah kalangan berada, meskipun bukan juga dari golongan miskin. Mereka hanya dari kelas
pekerja dengan penghasilan yang pas-pasan, dan karenanya mereka sangat ketat
dalam mengatur pengeluaran biaya hidup.
Nancy Elliot Edison |
Ketika hari demi hari “home schooling” untuk Edison kecil
berlangsung, Nancy melihat bahwa puteranya itu mempunyai kemampuan yang luar
biasa dalam hal memahami dan mencari jawaban atas suatu pertanyaan. Dia merasa
si kecil ini mempunyai “sesuatu” di dalam dirinya, dan orang-orang yang
meremehkannya (termasuk ayah Thomas sendiri suka meremehkan Thomas) adalah
salah. Dia pun bersumpah bahwa dengan kemampuan yang dia miliki, dan dengan
pemahaman dia atas puteranya itu, dia bisa menjadikan Thomas orang yang paling
cemerlang dan luar biasa kelak.
Dalam pengamatan Nancy yang singkat di sekolah itu, dia merasa
kurang cocok dengan pola pendidikan yang diterapkan. Meskipun sekolah itu
diselenggarakan oleh gereja namun struktur pengajarannya tertutup pada hal-hal
baru, suatu tradisi pendidikan yang kebanyakan diadopsi pada sekolah-sekolah
pada umumnya (sekolah negeri). Pemaksaan semua pelajaran kepada siswa itulah
yang terutama mengusiknya.
Keputusan Nancy mendidik dan mengajar sendiri puteranya
dalam beberapa waktu akhirnya menunjukkan hasil yang bagus. Dengan didasarkan
pada pemahaman karakter dan kemampuan Thomas, serta pengaturan jadwal yang baik
atas waktunya yang tersedia, menjadikan Thomas benar-benar terdidik dengan lebih
baik dibanding kebanyakan anak Amerika pada saat itu, bahkan jika dibandingkan
pada era sekarang sekalipun. Ada dua factor utama yang mendasarinya. Pertama,
sebagai seorang guru Nancy Edison lebih mendedikasikan, mencurahkan, dan
perhatian kepada pengajarannya dibanding pengajar manapun. Dia juga sangat kreatif
dan fleksibel untuk mencoba menerapkan pendekatan yang tidak kolot kepada
puteranya, bahkan ketika hal itu masih dianggap hal tabu pada pola pendidikan
yang konvensional. Seorang penulis
biografinya Thomas Alfa Edison, Mathew Josephson menyebutkan bahwa Thomas
sangat terkesan bagaimana Nancy menjaganya di rumah, khususnya bagaimana dia
menempatkan Thomas secara sangat menyenangkan. Dia mengajarkan bukan saja soal
baca tulis atau berhitung, tetapi juga soal mencintai dan memahami tujuan suatu
pengajaran. Dia tanamkan dalam benak puteranya untuk “cinta pada pembelajaran”. Di sinilah peran
penting sang ibu dalam menumbuhkan rasa percaya diri kepada Thomas dengan cara
yang simpatik. Dia hindari cara-cara pemaksaan tetapi lebih suka pendekatan
minat dan bakat yang dimiliki si bocah.
Momen yang sangat penting adalah ketika Nancy mengenalkan
Thomas pada sebuah buku “School of Natural Philosophy” karya R.G. Parker. Anak
muda itu begitu terkesima dengan buku yang mengajarkan bagaimana mengadakan
percobaan-percobaan kimia di rumah. Dia lakukan percobaan demi percobaan yang
diajarkan di buku itu. Kemudian Nancy membelikan untuknya buku “The Dictionary
of Science” yang segera saja menjadikan Thomas Edison sebagai penggila ilmu
pengetahuan (science). Dari sinilah kemudian semua berawal.
Selain belajar di rumah dan gemar mengadakan percobaan-percobaan
ilmiah, Thomas juga anak muda pekerja keras. Pada umur 12 tahun dia mulai
menjual Koran, buah-buahan dan gula-gula di kereta api. Di usia itu pula Thomas
hampir kehilangan seluruh pendengarannya karena infeksi telinga yang pernah
dideritanya (ada juga yang mengatakan disebabkan hal lain) dan menjadikannya
setengah tuli. Dalam diary Thomas sendiri menulis “ saya tidak pernah lagi
mendengar burung bernyanyi sejak saya umur 12 tahun.” Pada usia 15 tahun, Thomas,
sambil tetap berjualan, membeli sebuah mesin cetak kecil bekas yang selanjutnya
dipasang pada sebuah bagasi mobil. Kemudian dia mencetak korannya sendiri, WEEKLY HERALD, yang di cetak,
diedit dan dijualnya di tempat dia berjualan.
Thomas Edison di laboratoriumnya |
Dalam perjalanan hidup Thomas yang sangat dinamis, secara
domisili dia banyak berpindah-pindah tempat dari satu kota ke kota lainnya. Suatu
ketika di tahun 1862, Thomas muda sempat menyelamatkan seorang anak kecil yang hamper
ditabrak mobil. Ternyata ayah dari anak kecil itu adalah kepala stasiun tempat
ia biasa berjualan. Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, ayah anak itu
kemudian mengajari Thomas cara menggunakan telegraph. Pada waktu itu telegraph
merupakan cara berkomunikasi jarak jauh yang sangat penting. Dan setelah
belajar selama 4 bulan, kemudian Thomas sudah mahir dan diangkat sebagai ahli
telegraph, yang kemudian dia tekuni selama 5 tahun. Hampir semua gaji yang dia
dapat dari pekerjaan itu dia habiskan untuk membangun laboratorium pribadi dan
melakukan berbagai percobaan ilmiah.
Selain sebagai seorang ilmuwan yang
handal, Thomas Edison rupanya juga cukup berbakat dalam bisnis. Dia tidak hanya
asal dalam melakukan percobaan-percobaannya, melainkan juga didasarkan pada
hal-hal yang dibutuhkan banyak orang kala itu, di situlah dia melihat
peluangnya. Karena itu ketika hak paten pertamanya atas penemuannya electric vote
recorder tidak ada yang berminat membelinya, dia segera mengarahkan pada
temuan-temuan yang lebih komersial. Pada tahun 1870 ia berhasil menyempurnakan mesin telegraph menjadi
lebih baik yaitu menjadi mesin yang dapat mencetak pesan-pesan di atas pita
kertas yang panjang. Dari situ dia mendapatkan penghasilan yang melimpah dan
cukup untuk modal mendirikan perusahaan sendiri. Pada tahun 1874
ia pindah ke Menlo Park, New Jersey dan mendirikan sebuah bengkel ilmiah yang
besar dan yang pertama di dunia. Dari bengkel ilmiah itulah kemudian dia
berhasil menemukan banyak sekali penemuan-penemuan baru yang sangat penting.
Pada tahun 1877
ia menemukan Gramofon. Berikutnya
di tahun 1879 ia berhasil menemukan bola lampu pijar listrik yang mampu menyala selama 40 jam, satu hal yang
kala itu sedang banyak dicari para ilmuwan, sehingga temuannya itu menjadi
temuan yang sangat penting bagi perkembangan tekhnologi berikutnya. Pada tahun
yang sama kemudian ia juga menemukan proyektor untuk film-film
kecil. Tahun 1882 ia memasang lampu-lampu listrik di jalan-jalan dan
rumah-rumah sejauh satu kilometer di kota New York. Itulah pertama kalinya
lampu listrik dipakai untuk penerangan umum di pinggir jalan. Perusahaannya
yang sangat legendaries, General Electrict, dia dirikan pada tahun 1890.
Dari hasil kerja kerasnya melakukan riset dan eksperimen yang
tidak kenal menyerah, dia menjadi seorang penemu, ilmuwan sekaligus pebisnis
yang sangat produktif. Dia memegang rekor atas 1.093 paten atas
nama dia sendiri. Riset dan penemuannya juga sengat membantu dalam pengembangan
tekhnologi militer negaranya. Beberapa penelitiannya antara lain :
mendeteksi pesawat terbang, menghancurkan periskop dengan senjata mesin,
mendeteksi kapal selam, menghentikan torpedo dengan jaring, menaikkan kekuatan
torpedo, kapal kamuflase, dan masih banyak lagi.
Edison muda |
Hal yang
harus diingat dari dari kesuksesan Thomas Alfa Edison ini adalah bahwa itu
semua dia peroleh melalui kerja keras dan terarah. Semua temuannya dia dapatkan
melalui proses jatuh bangun. Sebagai contoh, bola lampu pijar dia temukan
melalui percobaan sebanyak 9.956 kali. Sebanyak 9.955 percobaannya belum
berhasil menemukan bola lampu yang bisa menyala. Baru pada percobaan yang ke
9.956 kalinya lampu pijar itu berhasil menyala selama 40 jam.
Hal lain
yang patut ditiru, selain cerdas dan pantang menyerah, dia juga mempunyai sikap
yang positif atas segala sesuatu. Saat mendapati dirinya yang setengah tuli
itu, dia justru merasa beruntung karena dengan begitu dia bisa lebih focus pada
eksperimen-eksperimen nya ketimbang mendengarkan suara-suara orang yang umumnya
tidak percaya akan keberhasilan usahanya itu. Jadi suara-suara orang yang
melemahkan semangat itu tidak pernah ia dengarkan. Contoh lainnya, dia tidak
mau disebut gagal atas percobaan-percobaan yang tidak berhasil sebelum bola
lampu menyala pada percobaan yang ke 9.956 kalinya itu. Dia
memprotes sebuah surat kabar yang memuat judul berita utama: “Setelah 9.955
kali gagal menemukan bola lampu pijar, Thomas Alfa Edison akhirnya berhasil
menemukan lampu yang menyala”. Ia meminta judul berita itu diganti. Keesokan
harinya, atas permintaan Thomas, surat kabar itu mengganti judul berita
utamanya menjadi: “Setelah 9.955 kali berhasil menemukan lampu yang gagal
menyala, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala”.
Itulah sekilas tentang
Thomas Alfa Edison, penemu besar yang dilahirkan, dibesarkan dan dididik oleh
ibunya sendiri di rumah dengan cara-cara yang sangat “mengerti” akan karakter,
bakat dan minat dari anak itu sendiri. Dan ternyata memang keputusan Nancy
Elliot Edison untuk membawa pulang anaknya dan mendidiknya sendiri adalah
keputusan akhirnya tidak hanya menjadikan Thomas orang yang cerdas tetapi juga
memiliki sikap mental yang tahan banting yang kemudian banyak merubah wajah
dunia. Bayangkan seandainya Thomas Edison tetap belajar di sekolah yang
menganggapnya bebal itu…bisa jadi bola lampu pijar itu baru akan ditemukan
orang puluhan tahun berikutnya, atau tidak sampai hari ini.
Thomas Edison sendiri
mengatakan : “ Ibuku lah yang membentuk saya ini. Dia memahami saya, membiarkan
saya mengikuti minat saya sendiri. Dia sangat serius dan yakin pada saya.
Karena itu saya merasa mempunyai seseorang yang untuk dia lah aku hidup,
seseorang yang tidak boleh saya kecewakan.”
( Thomas
Alfa Edison lahir di Milan, Ohio pada tanggal 11 Februari 1847. Wafat
pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun)
Dihimpun dari berbagai sumber dan ditulis kembali oleh
Alden Praptono
Foto-foto lain Thomas Alfa Edison
Kata bijak yang dikenang dari Thomas Alva Edison adalah:
“Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras”.
“Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan”.
“Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar