Selasa, 13 Mei 2014

Keping Kejujuran (3) ; MEMBELI MEJA BEKAS, MALAH MENEMUKAN UANG 1 MILIAR



Illustrasi dari http://kubrynska.com

 Ini sebuah kisah nyata yang terjadi belum lama ini di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat.

Awal dari kisah kecil namun menggemparkan ini adalah ketika Noah Muroff dan isterinya sedang membutuhkan sebuah meja yang hendak mereka taruh di ruang kerja di kantornya. Di sebuth situs jual beli online mereka menemukan barang yang diinginkan dengan harga yang lumayan murah, yaitu US$200 atau sekitar 2,4 juta rupiah.

Ketika meja bekas itu tiba di rumahnya dan hendak dimasukkan ke dalam ruangan, rupanya pintu ruangan tidak cukup lebar untuk bisa dilewati. Noah terpaksa mencopot engsel pintu agar meja bisa masuk. Tetapi tetap saja ukuran meja itu lebih lebar beberapa inchi dari lebar ambang pintu yang sudah dicopot daunnya. Mau tidak mau, jalan terakhir agar meja bisa masuk adalah dengan membongkar meja itu dan merakitnya kembali ketika telah berada di dalam, demikian pikir Noah Muroff.

Bersama isterinya Muroff melepaskan papan bagian atas meja. Ketika papan meja terlepas, terlihatlah bagian dalam meja tua itu. Dan di belakang laci, mereka menemukan tas plastik yang di dalamnya terdapat.... uang pecahan dolar dalam jumlah sangat banyak!

Suami isteri itu segera mengeluarkan uang dolar itu dan menghitungnya. Gugup dan gemetar mereka demi mengetahui uang itu berjumlah US$98 ribu, atau setara dengan 1 Miliar Rupiah. Mereka pun saling berpandangan, antara sulit percaya dan menunggu apa yang mesti mereka lalukan.

“Kita tidak bisa menyimpan uang ini. Ini bukan milik kita,” kata Muroff segera mengakhiri kebingungan mereka. “Uang ini pasti milik wanita pemilik meja tua itu, “ imbuhnya.

Tidak perlu menunggu lama, pasangan itu segera menghubungi wanita penjual meja menginformasikan mengenai temuan uang di belakang laci mejanya. Wanita bernama Patty itu membenarkan bahwa itu uang miliknya yang ia dapat dari warisan orang tuanya namun ia lupa dimana menaruhnya. Sebenarnya ia sedikit ingat bahwa uang itu ia taruh di dalam laci, namun karena ia tidak pernah menemukan lagi di dalam laci maka ia berpikir bahwa uang itu pasti sudah hilang. Rupanya uang yang disimpan di dalam laci itu jatuh ke bagian belakang laci, satu ruangan dalam meja yang tidak bisa dijangkau jika tidak membongkar lacinya atu melepas papan bagian atas meja.

Muroff dan isterinya sepakat untuk mengembalikan uang besar itu kepada pemiliknya. Mereka mengajak serta anak-anak mereka agar bisa belajar tentang kejujuran dari contoh yang nyata. Kadang kita bisa memberi contoh tentang hal-hal baik yang mestinya dilakukan manusia, tetapi jarang yang menjadi contoh nyata, kata Muroff yang seorang rabbi itu.

Patty begitu terharu menerima uangnya yang telah ia anggap hilang dan mulai melupakannya tersebut. Sejenak ia tidak bisa berkata apa-apa atas kejujuran dan kebaikan hati Muroff dan keluarganya. Baginya teramat langka orang jujur dan baik seperti pasangan ini. Karena itu Patty berkeras mengembalikan uang pembelian meja dari Murrof, bahkan ia juga memberikan sejumlah uang tunai sebagai ungkapan terima kasihnya karena uang warisan miliknya telah kembali.

“Bagi saya, mengucapkan terima kasih saja tidak cukup untuk tindakan yang dilakukan atas dasar kejujuran dan integritas. Saya rasa tidak banyak orang yang mau melakukan seperti yang Anda lakukan kepada saya ini. Selamanya saya akan terus mengingat kejujuran Anda, dan selamanya berterima ksih,” kata Patty mencoba mengungkapkan perasaan yang keluar dari lubuk hati paling dalam.

Sesungguhnya, mengembalikan barang temuan kepada pemiliknya bukanlah hal berat jika kita selalu menyadari bahwa kita tidak berhak atas barang-barang yang bukan milik kita. Namun, banyak dari kita yang ketika menemukan sesuatu langsung merasa bahwa sesuatu itu sudah menjadi milik kita, dan akhirnya kita jadi berat untuk melepaskan, bahkan untuk mengembalikan kepada pemiliknya. Yuk, kita belajar untuk benar-benar menggunakan apa-apa yang memang sudah menjadi hak kita, dan mengembalikan hak orang lain yang ada pada kita.


Dari berbagai sumber

Ditulis kembali oleh  Alden Praptono 

@Alden_Praptono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar