Illustrasi dari http://kubrynska.com |
Ini sebuah kisah nyata yang terjadi belum lama
ini di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat.
Awal dari kisah kecil namun menggemparkan ini
adalah ketika Noah Muroff dan isterinya sedang membutuhkan sebuah meja yang
hendak mereka taruh di ruang kerja di kantornya. Di sebuth situs jual beli
online mereka menemukan barang yang diinginkan dengan harga yang lumayan murah,
yaitu US$200 atau sekitar 2,4 juta rupiah.
Ketika meja bekas itu tiba di rumahnya dan
hendak dimasukkan ke dalam ruangan, rupanya pintu ruangan tidak cukup lebar
untuk bisa dilewati. Noah terpaksa mencopot engsel pintu agar meja bisa masuk.
Tetapi tetap saja ukuran meja itu lebih lebar beberapa inchi dari lebar ambang
pintu yang sudah dicopot daunnya. Mau tidak mau, jalan terakhir agar meja bisa
masuk adalah dengan membongkar meja itu dan merakitnya kembali ketika telah
berada di dalam, demikian pikir Noah Muroff.
Bersama isterinya Muroff melepaskan papan
bagian atas meja. Ketika papan meja terlepas, terlihatlah bagian dalam meja tua
itu. Dan di belakang laci, mereka menemukan tas plastik yang di dalamnya
terdapat.... uang pecahan dolar dalam jumlah sangat banyak!
Suami isteri itu segera mengeluarkan uang
dolar itu dan menghitungnya. Gugup dan gemetar mereka demi mengetahui uang itu
berjumlah US$98 ribu, atau setara dengan 1 Miliar Rupiah. Mereka pun saling
berpandangan, antara sulit percaya dan menunggu apa yang mesti mereka lalukan.
“Kita tidak bisa menyimpan uang ini. Ini bukan
milik kita,” kata Muroff segera mengakhiri kebingungan mereka. “Uang ini pasti
milik wanita pemilik meja tua itu, “ imbuhnya.
Tidak perlu menunggu lama, pasangan itu segera
menghubungi wanita penjual meja menginformasikan mengenai temuan uang di
belakang laci mejanya. Wanita bernama Patty itu membenarkan bahwa itu uang
miliknya yang ia dapat dari warisan orang tuanya namun ia lupa dimana
menaruhnya. Sebenarnya ia sedikit ingat bahwa uang itu ia taruh di dalam laci,
namun karena ia tidak pernah menemukan lagi di dalam laci maka ia berpikir bahwa
uang itu pasti sudah hilang. Rupanya uang yang disimpan di dalam laci itu jatuh
ke bagian belakang laci, satu ruangan dalam meja yang tidak bisa dijangkau jika
tidak membongkar lacinya atu melepas papan bagian atas meja.
Muroff dan isterinya sepakat untuk
mengembalikan uang besar itu kepada pemiliknya. Mereka mengajak serta anak-anak
mereka agar bisa belajar tentang kejujuran dari contoh yang nyata. Kadang kita
bisa memberi contoh tentang hal-hal baik yang mestinya dilakukan manusia,
tetapi jarang yang menjadi contoh nyata, kata Muroff yang seorang rabbi itu.
Patty begitu terharu menerima uangnya yang
telah ia anggap hilang dan mulai melupakannya tersebut. Sejenak ia tidak bisa
berkata apa-apa atas kejujuran dan kebaikan hati Muroff dan keluarganya. Baginya
teramat langka orang jujur dan baik seperti pasangan ini. Karena itu Patty
berkeras mengembalikan uang pembelian meja dari Murrof, bahkan ia juga
memberikan sejumlah uang tunai sebagai ungkapan terima kasihnya karena uang
warisan miliknya telah kembali.
“Bagi saya, mengucapkan terima kasih saja
tidak cukup untuk tindakan yang dilakukan atas dasar kejujuran dan integritas.
Saya rasa tidak banyak orang yang mau melakukan seperti yang Anda lakukan
kepada saya ini. Selamanya saya akan terus mengingat kejujuran Anda, dan selamanya
berterima ksih,” kata Patty mencoba mengungkapkan perasaan yang keluar dari
lubuk hati paling dalam.
Sesungguhnya, mengembalikan barang temuan
kepada pemiliknya bukanlah hal berat jika kita selalu menyadari bahwa kita
tidak berhak atas barang-barang yang bukan milik kita. Namun, banyak dari kita
yang ketika menemukan sesuatu langsung merasa bahwa sesuatu itu sudah menjadi
milik kita, dan akhirnya kita jadi berat untuk melepaskan, bahkan untuk
mengembalikan kepada pemiliknya. Yuk, kita belajar untuk benar-benar
menggunakan apa-apa yang memang sudah menjadi hak kita, dan mengembalikan hak
orang lain yang ada pada kita.
Dari berbagai sumber
Ditulis kembali oleh Alden Praptono
@Alden_Praptono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar