Kisah tentang cinta, benci, kesetiaan, harapan, dan pengkianatan seakan tak pernah habis dan selalu menjadi bagian dari kisah-kisah dramatis panggung kehidupan manusia. Ada sebagian orang yang sangat menjunjung tinggi makna cinta dan kesetiaan pada pasangan, tetapi ada sebagian lain yang tidak percaya apa itu cinta dan perlunya kesetiaan. Bagi sebagian kita, hal-hal dramatis seperti itu hanya bisa kita lihat di cerita-cerita film atau sinetron televisi, yang mana semua itu hanyalah rekayasa alias karangan semata, dan bukan kisah nyata.
Sementara itu, pada acara-acara infotainment justru banyak menayangkan kisah ketidaksetiaan berbagai pasangan selebritis, baik yang berupa cerai setelah beberapa tahun menikah, ataupun putusnya status pacaran mereka yang masih menjalani hidup bersama secara tidak resmi. Dan alasan yang biasa mengemuka hanyalah soal ketidakcocokan lagi di antara mereka. Begitu tipisnya nilai-nilai kesetiaan itu mereka hargai.
Kita bisa belajar tentang nilai sebuah kesetiaan dari kisah nyata tentang sepasang kadal. Cerita ini sudah banyak diceritakan diberbagai media online, namun tidak ada salahnya sekali lagi kita ikuti, untuk kita ambil nilai yang terkandung di dalamnya, seberapa setia kah kita saat ini pada pasangan kita? Dan apakah kita termasuk orang-orang yang berani mempunyai harapan di tengah-tengah kesulitan yang menerpa?
Dikisahkan, di suatu tempat di Jepang tinggallah satu keluarga dengan rumah yang sudah tidak bagus lagi karena sudah cukup tua. Suatu ketika, pemilik rumah berniat membongkar rumahnya untuk kemudian membangun kembali dengan yang lebih bagus lagi.
Mulailah sang bapak membongkar bagian demi bagian rumah tuanya. Pada salah satu sudut bangunan yang mulai terbongkar, laki-laki itu melihat ada seekor kadal yang sebagian tubuhnya terjepit kayu dan terpaku sehingga tidak bisa pergi ketika ia mendekatinya. Dia mencoba mengamati lebih dekat lagi untuk melihat apa yang terjadi pada kadal itu. Kadal itu cukup sehat, hanya sebagian tubuhnya terjepit dan terpaku sehingga tidak bisa kemana-mana. Kemudian memeriksa kayu dan paku yang menjepit tubuh kadal itu. Sejenak dia mengernyitkan dahinya, sulit percaya dengan temuannya. Ternyata kayu yang menjepit kadal itu, dan paku yang menancap pada kayu itu adalah asli kayu dan paku yang dipasang bersamaan dengan pembangunan awal rumah itu. Berarti jika seumuran rumah itu, sudah 10 tahun lebih kadal itu terjepit disana!
Sejenak kemudian lelaki itu terduduk tidak jauh dari kadal itu terjepit. Dia masih tidak habis pikir, bagaimana kadal yang terjepit dan tidak bisa kemana-mana selama lebih dari 10 tahun bisa tetap hidup? Dia mencoba menganalisa sendiri, menerka-nerka apa yang terjadi. Belum sempat menemukan jawabannya, tiba-tiba dari arah yang tidak dia ketahui, muncullah seekor kadal yang lain mendekati kadal yang terjepit itu. Kadal yang baru datang itu rupanya membawa makanan yang kemudian dia suapkan ke mulut kadal yang terjepit! Lelaki itu terkesiap melihat pemandangan di depannya. Jadi selama 10 tahun ini kadal itu dengan setia mengantarkan makanan untuk kadal yang terjepit tersebut? Rupanya itulah jawaban, kenapa kadal yang tidak bisa kemana-mana itu bisa tetap hidup hingga hari ini.
Hari itu, lelaki pemilik rumah tersebut merasa beruntung mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat bernilai tentang arti kesetiaan yang ditunjukkan oleh seekor kadal kepada pasangannya. Jika saja kadal itu berpikiran logis seperti manusia, pastilah dia akan meninggalkan pasangannya yang malang yang sudah tidak mempunyai harapan tersebut. Namun ternyata sebuah kesetiaan membuat harapan tetap hidup, dan itulah yang membuat sang kadal terjepit tetap hidup walaupun selama 10 tahun tidak bisa bergerak kemana-mana. Dan harapan terbesar sepasang kadal itu, hari itu Tuhan mengabulkannya. Dengan hati-hati lelaki itu membuka kayu yang terpaku menjepit kadal itu. Sejenak kemudian kadal itu pun terbebas dari jepitan, dan dengan terseok-seok dia mencoba berjalan menuju sebuah liang dimana malaikat penolongnya yang telah setia selama ini sudah menunggu.
Lelaki itu merasa lega. Dia memutuskan untuk berhenti barang sehari dalam membongkar rumahnya. Dia ingin segera menceritakan kisah hebat itu kepada keluarganya. Ternyata, kekuatan harapan bisa menguatkan dan membuat orang untuk hidup lebih lama walaupun dalam kesulitan yang nyaris tak terbayangkan bagaimana jalan keluarnya. Tuhan selalu mempunyai cara mewujudkan harapan-harapan bagi siapa saja yang meyakininya.
(Note: jika hidup dalam habitat yang tepat, jenis kadal tertentu bisa bertahan hidup 20-30 tahun)
Kenapa ya koq sampai ada istilah "dikadali"? Padahal sebenarnya kadal adalah hewan yang paling setia pada pasangannya!
BalasHapusBarusan saya baca artikel dan melihat photo bagaimana sejati n romantisnya cinta dari kadal di Ukraina!
Tidak tau ini acara lamaran atau katakan cinta dari kadal,yang pasti pada saat prosesi ini posisi kadal jantan&betina nyaris berbentuk hati di ujung pucuk tanaman. Kadal jantan menghadiahi bunga yang diapit oleh tangan kirinya untuk sang betina.
Yang lebih mengagumkan lagi adalah tindakan si betina setelah itu.. Suatu hal yang tidak mungkin terbayangkan oleh kita bagaimana kadal mensyaratkan arti pentingnya pembuktian cinta!
Untuk membuktikan kesetian sang jantan, kadal betina dengan dramatis menjatuhkan diri dari ujung tanaman dan Sang jantan pun dengan sigap meraih tangan si betina..
check it on: http://blog.indojunkers.com/2011/06/jatuh-cinta-kadal-jantan-beri-bunga-pada-betina/
semoga bisa jadi bahan penambah artikel di blog agan.. Salamkenal!! ^_^
Salam kenal kembali :)
BalasHapusterima kasih udh mampir dan kasih komen di blog saya yg masih baru ini. terima kasih juga udh kasih link tentang romantisnya pasangan kadal, sangat menarik dan belum pernah saya baca sebelumnya.
Perihal kata "dikadali" yang berkonotasi negatif itu, jujur saya belum pernah menemukan bahasannya kenapa muncul istilah seperti itu. Kalau dalam pemahaman saya, dikadali maksudnya dikibuli/dibohongi tetapi juga menimbulkan kerugian secara fisik/materi. Mungkin karena kadal itu licin, bisa tiba-tiba muncul dan mengambil sesuatu, kemudian menyelinap dan menghilang begitu. Mungkin ini sisi buruknya seekor kadal dari sudut pandang kita, yg kemudian memunculkan istilah "dikadali". Istilah itu muncul sudah lama, saat orang belum mengenal sisi baik dari si kadal seperti yang kita ceritakan di sini. Mungkin kalau saja dari dulu orang sudah mengenal sifat setia yang luar biasa dari binatang kadal ini pada pasangannya, symbol2 kesetiaan pada pasangan bukan sepasang merpati seperti yang biasa kita lihat tapi sepasang kadal yang membentuk gambar hati.. :D
Salam